Ceria Bisa Meninggal Dunia?



Para ilmuwan mengklaim, setelah menemukan bahwa orang yang terlalu bahagia mati lebih muda daripada mereka yang lebih pesimistis.

Berdasarkan Telegraph, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dinilai "sangat ceria" di sekolah akan mati muda daripada teman sekelas mereka yang kebalikannya.

Diyakini, itu semua karena anak yang ceria cenderung hidup lebih riang yang penuh bahaya dan pilihan gaya hidup tidak sehat.

Mereka juga lebih cenderung menderita gangguan mental seperti depresi bipolar yang melihat perubahan suasana hati dari sangat bahagia ke rasa sedih yang mengerikan.

Menjadi terlalu ceria - terutama pada saat yang tidak tepat - juga bisa membangkitkan kemarahan pada orang lain, meningkatkan risiko seseorang datang untuk menyakiti.

Studi dari berbagai universitas menganalisis rincian anak-anak dari tahun 1920-an hingga usia tua.

Mereka menemukan orang-orang yang laporan sekolah mereka dinilai "sangat ceria" mati dalam usia lebih muda daripada kebanyakan teman sekelas mereka yang pendiam.

Para peneliti juga menemukan bahwa berusaha terlalu keras untuk menjadi bahagia sering berakhir dengan perasaan lebih depresi daripada sebelumnya, sebagaimana meletakkan usaha dalam meningkatkan suasana hati mereka sering membuat orang merasa menipu.

Artikel majalah menawarkan tips mengenai cara menjadi bahagia juga disalahkan untuk memperburuk depresi di masa modern.

Satu penelitian menunjukkan para partisipan diminta untuk membaca satu artikel yang menawarkan cara-cara untuk meningkatkan suasana hati anda, dan mengikuti salah satu tips untuk melihat seberapa efektif itu.

Para partisipan kemudian mengikuti nasihat yang ditawarkan -seperti menonton film yang ceria - sering berkonsentrasi terlalu berat dalam berusaha meningkatkan suasana hati mereka daripada membiarkannya meningkat secara alami.

Ini artinya pada saat film berakhir, mereka sering merasa marah dan tertipu oleh saran yang diberikan, membuat mereka dalam suasana hati yang jauh lebih buruk daripada saat mereka mulai menonton.

Bagaimanapun juga, hasil penelitian mengungkapkan bahwa kunci kebahagiaan sejati lebih sederhana: hubungan penuh arti bersama anggota keluarga dan teman. Penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal Perspective di Psychological Science.

Profesor June Gruber, penulis dari bagian psikologi di Universitas Yale, mengatakan orang yang secara aktif berusaha menjadi bahagia:"Saat anda melakukannya dengan motivasi atau harapan bahwa hal-hal ini seharusnya membuat anda bahagia, itu bisa membuat kekecewaan dan menurunkan kebahagiaan.

"Peramal terkuat dari kebahagiaan adalah bukan uang, atau pengakuan dari luar melalui kesuksesan atau kepopuleran. Itu adalah memiliki hubungan sosial penuh arti.

"Ini berarti cara terbaik untuk menambah kebahagiaan anda adalah berhenti khawatir mengenai menjadi bahagia dan bukannya mengalihkan energi anda untuk memelihara ikatan sosial yang anda miliki bersama orang lain.

"Bila ada satu hal yang akan anda fokuskan. Biarkan semua datang seperti apa yang dikehendaki."  (Aef/An)