REPUBLIKA.CO.ID, Bubble tea adalah minuman yang menyegarkan. Teh segar yang dicampur dengan jelly warna hitam kemudian diblender. Tahukah Anda siapa penemu minuman ini?
Banyak spekulasi beredar di internet soal siapa yang menemukan bubble tea. Tapi di antara spekulasi itu ada satu gerai teh dan pemiliknya yang umumnya diterima sebagai penemu minuman maknyuss ini.
Anda bisa menemukannya kalau Anda singgah ke Chun Shui Tang tea house di Taichung, Taiwan. Pendiri Chun Shui, Liu Han-Chieh, dikenal di negaranya sebagai perempuan yang menemukan bubble tea.
Bagaimana ceritanya: Menurut Han-Chieh, ide membuat bubble tea datang padanya di awal 1980-an. Ia mengunjungi Jepang dan di sana ia melihat banyak minuman kopi yang diseduh dingin. Padahal, kopi kan terkenal karena diseduh panas atau hangat.
Han-Chieh kemudian mencoba minuman teh yang disajikan dingin. Pada 1988, manajer pengembangan perusahaannya, Lin Hsiu Hui, saat rapat membuka makanan pencuci mulutnya. Makanan itu adalah puding khas Taiwan yang terbuat dari tepung tapioka dengan rasa manis.
Hui, iseng, menyampur potongan puding itu ke dalam es teh Assamnya dan meminumnya. Inilah, sepanjang sejarah, cikal bakal minuman bubble tea yang terkenal dan banyak gerainya di pertokoan.
"Semua orang di rapat itu menyukai campuran teh dengan puding tapioka itu. Kami memutuskan mencoba menjualnya di gerai teh kami. Hasilnya fantastis. Teh kami ludes dalam waktu singkat," kata Hui.
Bahkan setelah 20 tahun, kini bubble tea menyumbang pemasukkan 80-90 persen di gerai teh Hui dan menjadi minuman kebanggaan Taiwan. Sekarang, kedai bubble tea bisa ditemui di sudut-sudut jalan di Taiwan. 'Virusnya' menyebar ke Jepang, Korsel, Cina, bahkan Indonesia.
Tapi ada yang berbeda dengan gerai bubble tea milik Hui. Bila sekarang banyak gerai yang memblender teh tersebut, maka Hui lebih memilih mengaduknya secara manual. Ini, kata dia, untuk membangkitkan rasa khas dari teh dan campurannya.
Banyak spekulasi beredar di internet soal siapa yang menemukan bubble tea. Tapi di antara spekulasi itu ada satu gerai teh dan pemiliknya yang umumnya diterima sebagai penemu minuman maknyuss ini.
Anda bisa menemukannya kalau Anda singgah ke Chun Shui Tang tea house di Taichung, Taiwan. Pendiri Chun Shui, Liu Han-Chieh, dikenal di negaranya sebagai perempuan yang menemukan bubble tea.
Bagaimana ceritanya: Menurut Han-Chieh, ide membuat bubble tea datang padanya di awal 1980-an. Ia mengunjungi Jepang dan di sana ia melihat banyak minuman kopi yang diseduh dingin. Padahal, kopi kan terkenal karena diseduh panas atau hangat.
Han-Chieh kemudian mencoba minuman teh yang disajikan dingin. Pada 1988, manajer pengembangan perusahaannya, Lin Hsiu Hui, saat rapat membuka makanan pencuci mulutnya. Makanan itu adalah puding khas Taiwan yang terbuat dari tepung tapioka dengan rasa manis.
Hui, iseng, menyampur potongan puding itu ke dalam es teh Assamnya dan meminumnya. Inilah, sepanjang sejarah, cikal bakal minuman bubble tea yang terkenal dan banyak gerainya di pertokoan.
"Semua orang di rapat itu menyukai campuran teh dengan puding tapioka itu. Kami memutuskan mencoba menjualnya di gerai teh kami. Hasilnya fantastis. Teh kami ludes dalam waktu singkat," kata Hui.
Bahkan setelah 20 tahun, kini bubble tea menyumbang pemasukkan 80-90 persen di gerai teh Hui dan menjadi minuman kebanggaan Taiwan. Sekarang, kedai bubble tea bisa ditemui di sudut-sudut jalan di Taiwan. 'Virusnya' menyebar ke Jepang, Korsel, Cina, bahkan Indonesia.
Tapi ada yang berbeda dengan gerai bubble tea milik Hui. Bila sekarang banyak gerai yang memblender teh tersebut, maka Hui lebih memilih mengaduknya secara manual. Ini, kata dia, untuk membangkitkan rasa khas dari teh dan campurannya.