Kantor bisa di-analog-kan dengan sebuah Negara. Ada presiden, ada kaki tangan presiden, ada rakyat dan ada politik yang mewarnai organisasi. Tanpa ini, pemerintahan tentu saja tak mungkin berjalan dan mencapai tujuannya. Itu pula yang lazim terjadi di kantor. Mungkin Anda gerah mendengar istilah politik karena bagi sebagian orang istilah politik identik dengan kesan negative. Padahal sebenarnya tak selamana politik kantor dipahami secara negatif. Politik kantor, selama dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan yang mendatangkan kebaikan banyak orang dan meningkatkan kualitas pekerjaan, rasanya sah saja. Dengan memahami peta politik di kantor, Anda akan bisa lancar dalam bekerja, terhindar dari konflik yang tidak perlu serta membantu Anda mencapai tujuan dan bekerja. Berikut ini tips memetakan peta politik kantor agar Anda sukses bertahan di dalamnya:
1. Opinion Leader. Orang ini selalu pejabat structural penting di kantor. Namun,biasanya ia memiliki kemampuan untuk menggerakkan massa. Pendapatnya hamper selalu didengar. Ia juga selalu diikutsertakan dalam rapat-rapat penting atau setidaknya diminta pendapatnya. Entah itu berhubungan langsung dengan pekerjaan kantor atau menyangkut urusan di luar pekerjaan. Misalnya saja dimintai komentarnya tentag hal-hal remeh seperti ,”di mana sebaiknya kita menempatkan lukisan ini ya?” Orang seperti ini bsia Anda manfaatkan untuk menjadi ‘penyambung aspirasi’ atau manakala Anda membutuhkan sebuah dukungan.
2. Inner Circle. Dalam sebuah kantor akan selalu ada inner circle. Orang-orang yang dekat dengan sumbu kekuasaan. Anda perlu mengetahuinya agar tidak salah langkah atau salah memposisikan diri. Lazimnya, meski atasan mencoba bersikap obyektif pada orang-orang terdekatnya, unsur kedekatan sedikit banyak berpengaruh terhadap suatu penilaian. Dengan mereka, Anda bisa melakukan 3 hal: mencari informasi, member informasi atau menyampaikan aspirasi. Ketiga hal yang disampaikan dengan tepat efektivitasnya cukup dahsyat.
3. Peer Group. Sebagai makhluk sosial manusia selalu punya kecenderungan untuk mengelompok. Bisa karena kesamaan hobi, visi, gaya hidup, latar belakang akademis atau apapun. Kecenderungan ini bisa ditandai dari intesitas pertemuan di antara mereka. Mulai dari kegiatan sederhana seperti makan siang bersama, acara gaul di luar kantor, atau mungkin kebiasaan duduk di waktu rapat. Keterlibatna dalam sebuah kelompok bisa membuat Anda diidentifikasikan sebagai anggota kelompok. Anda boleh saja condong pada salah satu kelompok tertentu, selagi bisa menjaga keseimbangan dengan kelompok lainnya, sehingga Anda bisa diterima di mana saja.
4. Agen Informasi. Di kantor mana pun Anda akan menjumpai tipe seperti ini. Dalam istilah ‘halusnya’ Anda menyebutnya gossiper : ) Orang seperti ini bisa membawa petaka bila Anda salah menghadapinya. Jadi sebaiknya Anda menjaga mulut Anda dengan benar bila tak ingin ditanggapi lingkungan dengan negatif. Sebaliknya bisa membawa ‘berkah; bila Anda bisa memanfaatkannya dengan benar. Sekali waktu Anda bisa mengarang sebuah cerita bagus dan pastikan berita itu sampai ke seluruh orang di kantor.
5. Public Enemy. Sosoknya masuk kategori tidak menyenangkan dan biasanya tidak atau kurang disukai dalam pergaulan. Biasanya, kehadirannya sering tidak dianggap alas tidak masuk hitungan. Bisa jadi karena sikapnya yang tidak ‘behave’ atau menyimpan potensi untuk membuat orang lain kesal atau sakit hati. Berdekatan dengan orang seperti ini Anda perlu ekstra hati-hati dan perlu menjaga jarak. Selama Anda tidak terlibat konflik mungkin tidak apa-apa. Syukur-syukur bila Anda bisa menemui sisi postifnya dan membantunya untuk menjadi lebih bisa diterima dalam pergaulan. Tapi jangan sampaik Anda justru menjadi kena imbas aura negatifnya!
6. Bulan-bulanan. Tipe ini biasanya jadi favorit di kantor dan dibutuhkan untuk menghidupkan suasana. Biasanya mereka bertipe riang dan tidak mudah marah atau tersinggung. Suka melawak tapi tak keberatan jadi objek penderta. Dalam banyak kasus ia justru seperti ‘minta dicela’. Kalau butuh meredakan ketegangan dari beban kerja yang menumpuk, Anda bis datang kepadanya untuk sekedar mencari hiburan.
7. Si Ambisius. Dalam segala hal maunya nomor satu. Semangat kerjanya memang luar biasa dan bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Tapi kadanga ia tidak mau berkompromi dengan rang lain sehingga tak jarang membuat orang lain gerah. Kalau dia berlari, semua orang dibuatnya berlari dengan kecepatan yang sama. Anda bisa capek dibuatnya. Positifnya, orang seperti ini bisa membangkitkan suasana kompetitif yang bagus untuk perusahaan. Anda bisa datang padanya bila mulai mereasa kehilangan motivasi dalam bekerja.
8. Slowmotioner. Kebalikannya dengan si ambisius, slowmotioner alias si slomo, biasanya dikenal lelet. Ketika orang di sekitarnya sudah hamper meleduk kepanasan, mesinnya bisa tetap adem-adem saja sehingga kadang membuat orang lain gemes. Repotnya, kalau Anda bekerja satu tim dengannya, perlu ekstra bahan bakar untuk membuatnya bekerja dalam irama yang diharapkan lingkungannya.